Pulau Kembang banjarmasin

Yang terbersit di pikiran pertama sekali tentang pulau ini adalah benar-benar sebuah pulau yang banyak kembangnya,dan di kalimantan selatan sendiri penyebutan untuk tanaman bunga itu adalah kembang.


Sebenarnya sudah lama pengen kemari namun banyak teman yang bilang,ntar kam nyesel disana banyak wariknya haja kadada kembangnya jar(nanti kamu menyesal disana banyak monyetnya saja tidak ada kembangnya). Tapi yang namanya sudah penasaran dan sayang kalau tidak dikunjungi kan walau minimal hanya sekali saja dan kita otw kesana pas weekend dan memang selalu ramai ternyata.
Satu-satunya akses adalah dengan menggunakan kapal kelotok yang bunyinya klotok...klotokkk..klotokkkk dan mulai berpetualang setelah sebelumnya kita membeli tiket kesana sebesar Rp.35.000 pp dan itu sangat worth it buat saya karena kita akan menyusuri perkampungan tepi sungai martapura dan melintasi jembatan-jembatan serasa gorong-gorong karna pendeknya dan jika beruntung ada atraksi anak-anak warga setempat yang ikutan menumpang dengan cara melompat ke sungai dan menempel ke kapalnya,sangat berbahaya sebenarnya namun sepertinya mereka sudah terbiasa melakukannya padahal kita tidak ada memberikan uang recehan untuk dilempar laiknya seperti di pelabuhan kapal wisata.
Perjalanan kurang lebih 45 menit sangat menyenangkan karena memang pesona susur sungainya menjadi salah satu daya tarik wisata daerah banjarmasin yang terkenal dengan sebutan kota seribu sungainya.
Ternyata pulau kembang itu hanyalah sebuah pulau kecil yang memang kecil https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pulau_Kembang dan dengan durasi waktu sekitar 30 menit yang diberikan oleh paman pembawa kapalnya mulai kita turun keliling hingga kembali ke kapalnya termasuk cukup,namun sayangnya disana hanya ada satu jenis monyet liar saja dan tidak ada monyet khas yang menjadi logo kalimantan selatan yaitu bekantan yang berhidung panjang,dan jangan lupa untuk masuk kedalam kita masih harus antri beli tiket lagi sebesar Rp.10.000/orang.
Tempatnya sendiri sebenarnya termasuk biasa saja seperti pulau khas daerah pesisir yang banyak tanaman bakaunya tapi disini khas dengan tanaman nipah pantai yang rapat dan cukup teduh sehingga terkesan lembab dan jalur jalan untuk berkeliling sudah terbuat dari beton yang tersusun rapi membentuk pola melingkar namun harus berhati-hati karena licin ditambah dengan banyaknya sampah makanan yang berhamburan membuat lokasinya terkesan semrawut,mau mencari spot foto juga banyak namun karena ramainya pengunjung membuat kita harus gercep dan tidak menghalangi jalan pengunjung lainnya,toilet juga tersedia disini ya dan tenang airnya bersih kok cuma bayar Rp.2.000.
Selamat berlibur temans.

Comments

Popular posts from this blog

Namanya kampung madu kelulut tapi tak masuk map

hidden paradise in aceh singkil part 2

trip seharian ke tangkahan langkat